Assalaamu’alaikum
wr.wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, was sholatu was salamu
‘ala asyrofil anbiyaai wal mursalin, sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa
shahbihi ajma’in.
Hadirin yang terhormat, khususnya calon mempelai yang
berbahagia
Ada 3 peristiwa yang sangat dahsyat dalam kehidupan manusia. Pertama,
terlahir ke dunia ini, kedua, menikah, dan ketiga adalah mati.
Pertama sudah kita alami, dan yang ketiga pasti akan kita alami,
sedangkan untuk yang kedua, ternyata tidak semua manusia akan mengalami.
Untuk itu saudaraku, mempelai berdua yang berbahagia, pada saat ini
Allah telah memadukan anda berdua sebagai pasangan atau Allah telah
mempertemukan saudaraku berdua sebagai jodoh, maka yang pertama kali saudaraku
lakukan adalah bersyukur kepada Allah SWT.
Saudaraku mempelai
berdua yang berbahagia,
Sebelum akad nikah dilaksanakan, perkenankanlah saya mengingatkan kepada
saudaraku berdua,
Saudaraku, akad nikah bukan suatu permainan dan bukan hal yang dibuat
main-main. Karena akad nikah sama tinggi derajatnya dengan perjanjian para
Rasul dengan Allah SWT. Dan sama dahsyatnya dengan erjanjian Bani Israil dengan
Allah SWT, ketiak diangkat di atas kepala mereka bukit Tursina untuk sumpah
setia kepada Allah dengan ikatan “Mitsaqon Gholido” ikatan yang kokoh dan kuat,
perjanjian yang suci dan berat, karena di dalamnya mengandung suatu
tanggungjawab besar.
Untuk itu saudaraku, niatkanlah akad nikah anda berdua saat ini dengan
benar yaitu niat dalam rangka mencari dan meraih ridho Allah SWT.
Perlu diingat saudaraku, bahwa akad nikah anda pada sat initidak hanya
disaksikan oleh orang tua, sanak, saudara, kerabat, tetangga dekat, melainkan
disaksikan oleh para malaikat, bahkan disaksikan oleh Allah SWT. Maka sekali
lagi saudaraku, niatkan akad nikah anda berdua dengan benar. Kalau anda
berangkat dari titik yang benar, Insya Allah perjalannya bear, tujuannya benar.
Saudaraku berdua yang berbahagia,
Keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah adalah idaman setiap manusia. Untuk
mewujudkan itu dibutuhkan modal, modalnya tidaklah banyak, cukup dengan
“sejuta”. Apa itu sejuta?
1. SE = saudaraku suami dan istri haruslah saling SEtia.
2. JU = suami istri harus saling JUjur.
3. TA = suami istri harus TAbah.
Kalau suami istri dapat menggunakan SEJUTA dengan sebaik-baiknya yaitu
antara suami dan istri saling setia, menjunjung tinggi kejujuran dan dilandasi
dengan ketabahan, dengan mewujudkan antara suami istri saling pengertian,
saling menghormati saling berbagi kasih saying, kalau itu yang dilakukan insya
Allah sakinah di depan mata.
Saudaraku terakhir yang perlu saya ingatkan,
Ada makhluk yang diciptakan oleh allah SWT untuk melahirkan kita yaitu
orang tua.
Lantaran orang tua kita dilahirkan ke dunia ini, lantaran orang tua
Allah mencurahkan rizqi dan kasih saying kepada kita.
Untuk itu saudaraku, sesukses apapun anda dalam mengarungi bahtera ini,
seberhasil apapun anda dalam mewujudkan cita-cita hidup di dunia ini, jangan
lupakan orang-orang yang telah berjasa kepada kita terutama orang tua.
Maka saya ingatkan saudaraku, untuk berbakti kepada orang tua dan
mertua. Rasul bersabda :
“Keridhoan Allah di dalam keridhoan orang tua”.
Demikian pesan singkat saya semoga ada manfaatnya.
Post a Comment for "Khutbah Nikah, SEJUTA (Setia Jujur dan Tabah)"